Senin, 26 Desember 2011

SEJARAH KOPERASI

KOPERASI INDONESIA PADA AWALNYA

Sebelum koperasi muncul, telah ada Bank penolong dan Bank Tabungan yang merupakan bentuk usaha yang dibuat oleh kaum pribumi dan diperuntukkan bagi rakyat. Bank ini didirikan di Purwokerto oleh Raden Iria Wiria Atmaja pada tahun 1896. Sayangnya, usaha ini hanya melayani kaum priyai. Meskipun usaha ini mendapat dorongan dari Asisten Residen yang merupakan orang belanda, usaha ini tidak berjalan lama. Kemudian didirikanlah Algemene Volkrediet Bank (AVB) yang melayani gadai, pinjaman uang dan lain-lain.
Koperasi di Indonesia telah ada sejak jaman penjajahan. Pada tahun 1908, muncul koperasi bersamaan dengan kebangkitan nasional. Budi Utomo yang dipelopori oleh Dr. Soetomo membangun koperasi rumah tangga. Sembilan tahun kemudian atau pada tahun 1927, koperasi rumah tangga berganti nama menjadi, “ persatuan bangsa Indonesia “.
Koperasi di indonesia baru menemukan tempatnya setelah kemerdekaan berhasil diraih. Namun kelangsunagn koperasi di indonesia tidak terlepas dari peran Dr. Mohammad Hatta yang dikenal sebagai bapak koperasi. Dr. Mohammad Hatta mendirikan berbagi macam organisasi perkoperasian seperti SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia), KOKSI (Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia), Gerkopin (Gerakan Koperasi Indonesia), Dan Dekopin (dewan Koperasi Indonesia)

BAGAIMANA MENGELOLA MODAL KOPERASI

BAGAIMANA MENGELOLA MODAL KOPERASI

Untuk mengelola modal, dibutuhkan tekhnik-tekhnik khusus sehingga dapat dikelola dengan cara yang seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan koperasi. Tekhnik-tekhnik dalam manajemen keuangan yang dapat digunakan oleh koperasi dapat kita simak dibawah ini.
Karena modal berasal dari anggota, koperasi seharusnya tidak mengalami masalah mengumpulkan modal. Ini berbeda dengan modal dari PT, CV, dan lain-lain. Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengelola modal tersebut.
Berikut ini adalah beberapa tips mengelola modal.
1. Sadarkan anggota koperasi untuk selalu rutin dan bertanggung jawab dalam menyetorkan simpanan wajib.

2. Buat anggaran pendapatan dan pengeluaran kas (untuk pinjaman anggota) secara periodic agar dapat memantau peredaran uang.

3. Lakukan penghematan. Gunakan modal untuk memutar usaha koperasi, bukan membiayai pengeluaran yang tidak perlu.

4. Mempertahankan modal kerja bersih yang terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota. Jangan gunakan simpanan pokok dan simpanan wajib anggota untuk investasi jangka panjang pada wal berdirinya koperasi, karena akan menghambat peputaran usaha secara keseluruhan.

5. Memberikan pinjaman uang kepada anggota harus diusahakan adil dan merata. Pinjaman dengan jumlah kecil, adil dan banyak akan lebih bermanfaat bagi semua anggota daripada daripada pinjaman dalam jumlah banyak dan dinikmati oleh sebagian anggota. Disamping itu pula hal ini akan mengurangi resiko pinjaman yang tidak tertagih.





sumber :
ekonomi untuk sma/ma jilid III kelas XII